MAKALAH
PELUANG
Disusun
Oleh :
Nama : Fajar Budiman Nama : Diki Zusnadi
NIM : S09108002 NIM : S09108001
Program Studi
: S1 Teknik Industri
Program Studi : S1 Teknik
Industri
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
KEBUMEN
2011
KOMBINATORIK,
PELUANG DAN STATISTIKA
1. KOMBINATORIK
Dalam kehidupan sehari-hari sering
dijumpai persoalan-persoalan sebagai berikut:
1. Dengan berapa cara dapat disusun n
obyek menurut aturan tertentu?
2. Dengan berapa cara pengambilan sejumlah
r obyek dari n obyek yang ada, bila
r < n?
3. Dengan berapa cara sesuatu kejadian
kejadian dapat terjadi?
Persoalan-persoalan
di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan kombinatorik
Contoh:
Untuk
Prinsip Penjumlahan
·
Suatu
klub sepak bola mempunyai 40 anggota sedangkan klub bulutangkis mempunyai 20
anggota.
a. Jika tidak ada anggota sepak bola yang
merangkap menjadi anggota bulutangkis, maka jumlah anggota kedau klub adalah 40
+ 20 = 60 anggota
Jika kedua himpunan tidak beririsan,
maka jumlah anggota kedua klub
ditambahkan.
b. Jika ada 7 anggota yang merangkap
menjadi anggota kedua klub, maka dibentuk 3 himpunan yang saling lepas atau
tidak beririsan, yaitu:
(i) Himpunan I terdiri dari pemain sepak bola
saja
(ii) Himpunan II terdiri dari pemain bulutangkis
saja
(iii) Himpunan III terdiri dari pemain sepak
bola dan bulutangkis
Ketiga himpunan ini saling lepas
dengan masing-masing anggota 40-7, 20-7
dan 7, dengan demikian jumlah anggota
dari kedua klub adalah 33+13+7= 53
Cara lain untuk memperoleh hasil di atas
adalah dengan rumus
n ( A È
B ) = n ( A ) + n ( B ) - n ( A Ç B )
·
Untuk
Prinsip Perkalian
Ahmad pergi dari kota
A ke kota C dan harus melalui kota
B. Dari kota A ke kota
B ada 3 jalan alternatif dan dari kota B ke kota C ada 2 jalan
alternatif. Dengan berapa banyak cara Ahmad bepergian dari kota A ke kota C?
Dengan demikian,
menurut prinsip perkalian banyaknya cara bepergian dari kota
A ke kota
C adalah 3 . 2 = 6 cara
Soal:
Diketahui
empat angka 1, 2, 5, 8
a. Tentukan banyaknya bilangan yang
terdiri dari dua angka diketahui.
b. Tuliskan semua bilangan tersebut
c. Berapa banyak bilangan yang bernilai
ganjil
1.1. Permutasi
Definisi:
Susunan n unsur berbeda dengan
memperhatikan urutannya disebut permutasi dari n unsur tersebut.
Definisi:
Misalkan n bilangan asli. n
faktorial atau n! adalah 1.2.3. . . . . . n
dan 0! = 1
Sifat 1:
Banyaknya permutasi dari r unsur ( r
£ n ) yang diambil dari n unsur berbeda
adalah :
Sifat 2:
Banyaknya permutasi dari n unsur
dimana terdapat k unsur yang masing-
masing muncul kali adalah:
Sifat 3:
Banyaknya permutasi siklis dari n
unsur adalah: ( n - 1 )!
1.2. Kombinasi
Kombinasi adalah permutasi yang
tidak memperhatikan urutan obyek.
Sifat :
Kombinasi r unsur ( r £ n ) dari n unsur adalah:
1.3. Binomium
Newton
Soal:
1. Diketahui enam angka yaitu: 0, 1, 2, 3,
4 dan 5
a. Berapa banyak bilangan yang dapat
dibentuk dari enam angka yang diketahui terdiri dari tiga angka (digit), bila
tiap angka hanya dapat digunakan sekali
b. Berapa banyak daripadanya yang
merupakan bilangan genap
c. Berapa banyak yang lebih besar dari 330
2. Dengan berapa carakah enam pohon dapat
ditanam membentuk lingkaran?
3. Dari kelompok yang yang terdiri atas lima pria dan tiga
wanita, berapa banyak panitia yang beranggotakan tiga orang dapat dibentuk:
a. tanpa pembatasan?
b. dengan dua pria dan seorang wanita?
c. dengan seorang wanita dan dua orang
wanita bila seorang wanita tertentu harus ikut dalam panitia?
4.
Tentukan koefisien dari (2x - 3)
2. PELUANG
2.1. Pendahuluan
Teori Peluang dikembangkan pada
abad ke XVII oleh ahli matematika dari Perancis yang bernama Pierre de Fermat
dan Blaise Pascal. Awalnya teori peluang dimulai dari permainan judi atau
permainan yang bersifat untung-untungan. Dalam teori peluang banyak dijumpai
soal-soal yang berkaitan dengan uang logam, dadu, kartu bridge dan lain-lain.
Adapun tujuan mempelajari teori peluang
agar siswa dapat menjelaskan konsep-konsep dasar teori peluang supaya lebih
mudah dipahami dan melatih kemampuan siswa dalam hal berolah pikir.
2.2. Pengertian
Ruang Sampel dan Kejadian
Ruang
Sampel adalah seluruh kemungkinan yang terjadi dalam suatu percobaan
Ruang
Sampel biasanya dilambangkan dengan huruf besar “ S “
Contoh:
1. Pada percobaan melempar sebuah dadu,
maka ruang sampelnya ditulis:
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
2. Pada percobaan melempar sebuah mata
uang logam
S = { Angka, Gambar } atau S = { A, G }
S = { Muka , Belakang } atau S = { M, B }
Kejadian
adalah bagian dari ruang sampel, biasanya untuk melambangkan suatu kejadian
digunakan huruf besar.
Contoh:
1. Pada percobaan melempar sebuah dadu.
a.
Jika A adalah kejadian muncul mata dadu bilangan genap, maka:
A = { 2, 4, 6 }
b. Jika B adalah kejadian muncul mata dadu
bilangan prima, maka:
B = { 2, 3, 5 }
c. Jika C adalah kejadian muncul mata dadu
yang merupakan faktor dari 12, maka:
C = { 1, 2, 3, 4, 6 }
2. Pada percobaan melempar dua mata uang
logam.
a. Jika P adalah kejadian kedua mata uang
muncul Angka, maka:
P = { AA }
b. Jika Q adalah kejadian muncul 1 Angka
dan 1 Gambar, maka:
Q = { AG, GA }
Latihan
1:
1. Jika 3 buah uang logam dilempar,
tentukan:
a. Ruang Sampel S
b. Kejadian R yaitu kejadian muncul
semuanya gambar
c. Kejadian S yaitu kejadian muncul satu
angka dan dua gambar
2. Jika 2 buah dadu dilempar, yaitu dadu I
dan dadu II, tentukan:
a. Ruang Sampel S
b. Kejadian A yaitu kejadian muncul jumlah
kedua mata dadu sama dengan 7
c. Kejadian B yaitu kejadian muncul mata
dadu I angka 2
2.3. Peluang Suatu Kejadian
Menghitung
Peluang dengan menggunakan Pendekatan Frekuensi Nisbi atau Frekuensi Relatif
Contoh:
1. Jika sebuah uang logam dilempar
sebanyak 15 kali, kemudian pada setiap lemparan hasilnya dicatat dan diperoleh
frekuensi muncul angka sebanyak 7 kali, maka frekuensi relatif muncul angka =
2. Jika sebuah uang logam dilempar
sebanyak 50 kali, kemudian pada setiap
lemparan hasilnya dicatat dan diperoleh
frekuensi muncul gambar sebanyak 28
kali, maka frekuensi relatif muncul gambar
=
Jadi,
peluang suatu kejadian secara frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya
kejadian yang muncul dengan banyaknya percobaan yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Latihan
2:
Lakukan
percobaan di bawah ini dengan kelompokmu !
1. Melempar sebuah uang logam sebanyak: 25
kali, 30 kali, 50 kali, dan 100 kali
Kemudian hitung peluang secara frekuensi
relatif munculnya gambar!
2. Melempar sebuah dadu sebanyak 10 kali,
kemudian hitung peluang secara frekuensi relatif
a. munculnya mata dadu bilangan prima
b. munculnya mata dadu 5
c. munculnya mata dadu 2
Menghitung
Peluang Secara Klasik
Pada
percobaan melempar sebuah mata uang logam, maka peluang muncul gambar =
Hal
ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ruang
Sampel pada percobaan melempar sebuah uang logam adalah S = { A, G }
banyaknya
anggota S atau n (S) = 2, sedangkan kejadian muncul gambar sebanyak 1 atau n
(G) = 1, sehingga peluang kejadian muncul gambar pada percobaan melempar sebuah
mata uang logam: p =
Jadi,
p =
Menghitung
Peluang dengan Definisi Aksioma Peluang
Setiap
kejadian di ruang sampel dikaitkan dengan bilangan antara 0 dan 1, bilangan ini
disebut peluang.
a. Kejadian yang tak mungkin terjadi
mempunyai peluang nol
b. Kejadian yang pasti terjadi mempunyai
peluang satu
c. Peluang dari kejadian A bernilai antara
0 dan 1
d. Jika A dan B dua kejadian sehingga A Ç B = Æ, maka
P ( A È B ) = P ( A ) + P ( B )
e. Jika A dan B dua kejadian sehingga A Ç B ¹ Æ, maka
P ( A È B ) = P ( A ) + P ( B ) - P ( A Ç B )
Soal:
1. Sebuah dadu dilempar 100 kali. Hasil
lemparan dicatat dalam bentuk tabel sbb:
Muncul
mata
dadu
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Frekuensi
|
14
|
17
|
20
|
18
|
15
|
16
|
Tentukan frekuensi relatif muncul mata
dadu 3
a. Tentukan frekuensi relatif muncul mata
dadu 1
b. Tentukan frekuensi relatif muncul mata
dadu bilangan genap
c. Tentukan frekuensi relatif muncul mata
dadu bilangan prima
2. Seorang dokter menggunakan obat Y untuk
penyakit Z dengan peluang 0,8. Tentukan jumlah orang yang diharapkan sembuh
jika ia menggunakan obat Y untuk penyakit Z pada 300 orang
3. Dua buah dadu dilantunkan secara
bersama-sama. Tentukan peluang:
a. Jumlah mata dadu yang muncul 7
b. Dadu I muncul mata dadu 2 dan dadu II
muncul mata dadu 3
c. Dadu I muncul mata dadu 2 atau dadu II
muncul mata dadu 5
2.4. Kejadian
Majemuk
Sifat 1 : Misalkan A dan B dua kejadian
pada ruang sampel dengan A Ç B = Æ,
maka : P ( A È B ) = P ( A ) + P ( B )
Sifat 2 : Misalkan A dan B dua kejadian
pada ruang sampel dengan A Ç B ¹ Æ,
maka : P ( A È B ) = P ( A ) + P ( B ) - P ( A Ç B )
2.5. Peluang
Komplemen suatu Kejadian
Sifat : Misalkan A kejadian pada ruang
sampel, maka P ( A’ ) = 1 - P ( A )
2.6. Kejadian
Bersyarat
Definisi: Dua kejadian A dan B pada
ruang sampel dikatakan kejadian bersyarat
yaitu Kejadian B terjadi
dengan syarat kejadian A terjadi lebih dahulu
atau B/A, maka peluangnya
adalah: P(B/A) = atau
P(A Ç B) = P(A). P(B/A)
2.7. Kejadian
Saling Bebas
Definisi: Dua kejadian A dan B pada
ruang sampel dikatakan saling bebas jika
P(A Ç B) = P(A) . P(B)
Soal:
1. Suatu pengiriman 10 pesawat TV 3
diantaranya dinyatakan cacat. Berapakah
peluang sebuah hotel membeli 4 pesawat TV
tersebut dan 2 TV ternyata cacat?
2. Tiga buah buku diambil secara acak dari
suatu rak yang berisi empat novel, tiga buku syair dan sebuah kamus. Berapakah
peluang
a. kamus terpilih?
b. dua novel dan sebuah buku syair yang
terpilih?
3. Dua kartu diambil secara berturutan
tanpa dikembalikan dari suatu kotak kartu bridge. Berapakah peluang kartu yang
terpilih lebih besar dari 2 tetapi lebih kecil dari 9?
4. Bila A dan B dua kejadian yang saling
asing dengan P(A) = 0,4 dan P(B) = 0,5, hitunglah:
a. P(A È B)
b. P(A’)
c. P(A’ Ç B)
5. Dalam sebuah kotak berisi 15 telur 5
telur diantaranya rusak. Untuk memisahkan telur baik dan telur yang rusak
dilakukan pengetesan satu persatu. Berapakah peluang diperoleh telur rusak ke 3
pada pengetesan ke 5?
3. STATISTIKA
Pengertian Statistika dan Statistik
Statistika adalah ilmu yang merupakan
cabang dari matematika. Dalam statistika
terdiri dari dua kegiatan:
a. Mengumpulkan data, menyajikan data
dalam bentuk diagram dan menghitung nilai-nilai ukuran data sehingga menjadi
satu nilai yang mudah dimengerti makna dari data tersebut.
b. Menggunakan pengolahan data pada (a)
untuk membuat kesimpulan atau meramalkan hasil yang akan datang.
Kegiatan
(a) disebut Statistika Deskriptif dan kegiatan (b) disebut Statistika
Inferensial.
Nilai-nilai
ukuran data sehingga mudah dimengerti maknanya disebut statistik.
Statistik
memberikan karakteristik-karakteristik tertentu dari data. Nilai ukuran
terkecil, nilai ukuran terbesar, nilai rataan, median, modus, jangkauan data,
kuartil, desil dan persentil disebut statistik.
3.1. Pengertian
Populasi, Sampel dan Data
Definisi:
Populasi adalah kumpulan dari semua
obyek atau benda yang akan diteliti. Sampel adalah sub kumpulan obyek atau
benda yang merupakan bagian dari populasi. Data adalah bentuk jamak dari datum.
Datum adalah suatu informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan. Dengan
demikian data adalah kumpulan dari datum-datum.
3.2. Statistik Lima
Serangkai (Ukuran terkecil, Ukuran Terbesar, Kuartil Bawah, Median dan Kuartil
Atas)
Median adalah data tengah dari suatu
kumpulan data yang telah diurutkan.
Jika n ganjil, maka merupakan bilangan
bulat, sehingga median adalah datum yang ke , sedangkan jika n ganjil, maka median adalah
Contoh:
Tentukan statistik
lima serangkai
dari data:
79, 63, 94, 100,
83, 92, 78, 62, 53, 84, 76
Jawab:
Data diurutkan
terlebih dahulu: 53, 62, 63, 76, 78, 79, 83, 84, 92, 94, 100
Ukuran
terkecil : 53
Ukuran terbesar :
100
Kuartil 1
(Q1) :
Median : 79
Kuartil 3
(Q3) :
3.3. Rataan Kuartil dan Rataan Tiga
Rataan Kuartil =
Rataan Tiga =
3.4. Jangkauan Data, Jangkauan Antar Kuartil, Langkah, Pagar
Dalam dan Pagar Luar.
Definisi:
·
Jangkauan
data atau Rentangan data adalah selisih antara nilai
maksimum dan nilai minimum
dari data.
J =
·
Jangkauan
antar kuartil adalah selisih antara kuartil atas dan kuartil bawah.
H = , Jangkauan antar
kuartil disebut juga hamparan
·
Satu
langkah didefinisikan sebagai satu setengah panjang hamparan. Jika H menyatakan
hamparan dan L menyatakan satu langkah maka:
L = 1,5 x H
·
Pagar
Dalam dan Pagar Luar
Pagar dalam (PD) adalah suatu
nilai yang letaknya satu langkah di bawah nilai kuartil bawah dan Pagar Luar (PL)
adalah suatu nilai yang letaknya satu langkah di atas kuartil atas
PD = - L dan PL = + L
3.5. Penyajian Data dalam bentuk Diagram
Penyajian data dalam bentuk diagram,
misalnya:
a. Diagram Kotak Garis
b. Diagram Batang Daun
c. Diagram Batang
d. Diagram Garis
e. Diagram Lingkaran
3.6. Daftar
Distribusi Frekuensi, Frekuensi Relatif, Frekuensi Kumulatif, Histogram
Frekuensi, Poligon Frekuensi dan Ogive
·
Daftar
Distribusi Frekuensi adalah suatu cara mengorganisasikan data dengan membagi
data menjadi beberapa kelompok atau kelas, kemudian setiap kelompok atau kelas
dari data dicatat mengenai banyaknya data atau frekuensi yang masuk dalam
kelompok tersebut.
·
Frekuensi
Relatif adalah frekuensi tiap kelas dibagi frekuensi total dikalikan 100%
·
Frekuensi
Kumulatif adalah menjumlahkan setiap frekuensi dengan frekuensi kelas
sebelumnya.
·
Histogram
adalah salah satu cara menyatakan daftar distribusi frekuensi atau distribusi
frekuensi relatif.
·
Poligon
Frekuensi adalah garis yang menghubungkan titik tengah titik tengah pada
histogram
·
Ogive
adalah kurva distribusi frekuensi kumulatif
3.7. Data
Statistika Deskriptif
Ukuran-ukuran Tendensi Sentral
·
Rataan
Hitung, Rataan Geometris, Rataan Harmonis dan Rataan Kuadratis
Rataan Hitung
Misalkan suatu data disajikan dalam
bentuk data tunggal yaitu:
, rataan hitung adalah
atau
Rataan untuk data dalam daftar
distribusi frekuensi
Rataan Geometris
Misalkan data bernilai positif
terdiri atas . Rataan geometris
dinyatakan oleh g adalah akar ke n
dari perkalian nilai-nilai data:
Rataan Harmonis
Misalkan data bernilai positif
terdiri atas . Rataan harmonis
dinyatakan oleh h adalah nilai yang
memenuhi
Hubungan antara rataan hitung,
rataan geometris dan rataan harmonis
Misalkan diketahui data bilangan-bilangan
positif. Rataan
geometris lebih kecil atau sama dengan rataan hitung tetapi lebih besar
atau
sama dengan rataan harmonis
Jadi: h £
g £
Rataan Kuadratis
Misalkan data terdiri atas . Rataan kuadratis dinyatakan
oleh k adalah akar kuadrat dari
rata-rata kuadrat data yang diketahui atau
Modus, Median, Kuartil, Desil dan
Persentil
Modus adalah nilai yang paling banyak
muncul.
Modus data dalam bentuk daftar
distribusi frekuensi
Nilai Modus :
L = batas bawah limit kelas modus
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
c
= panjang kelas modus
Median data dalam daftar distribusi
frekuensi
Median ( M
L = batas bawah limit kelas median
n = ukuran data
frekuensi kumulatif
sebelum kelas median
f
= frekuensi kelas median
c
= panjang kelas median
Kuartil, Desil dan Persentil
Untuk data tunggal kuartil adalah nilai
data yang ke , i =1, 2, 3
Jika i = 1 disebut kuartil bawah (Q1)
Jika i = 2 disebut kuartil tengah (Q2)
atau Median
Jika i = 3 disebut kuartil atas (Q3)
Untuk data dalam daftar distribusi
frekuensi
Kuartil (Qi) = dimana i = 1, 2, 3
L = batas bawah limit kelas Qi
n = ukuran data
frekuensi kumulatif
sebelum kelas Qi
f
= frekuensi kelas Qi
c
= panjang kelas Qi
Untuk Desil dan Persentil caranya sama,
yaitu
Desil nilai data yang ke Persentil nilai data
yang ke
3.8. Ukuran
Penyebaran Data
Ukuran penyebaran data yang akan
dibahas adalah
a. Simpangan Rata-rata
b. Ragam (Variansi) dan Simpangan baku
c. Koefisien Keragaman
d. Angka Baku
a. Simpangan Rata-rata
Definisi:
Misalkan nilai-nilai data tunggal: , maka simpangan rata-rata
SR =, dimana = rataan hitung dan n
= ukuran data
Untuk data dalam daftar distribusi
frekuensi simpangan rata-rata adalah
SR = , dimana
n = ukuran data, k = banyaknya kelas
dan = frekuensi kelas ke i
dan titik tengah kelas ke
i
Ragam (Variansi) dan Simpangan baku
Misalkan nilai-nilai data tunggal: , maka ragam (variansi)
adalah:
sedangkan simpangan baku adalah
Ragam dan simpangan baku data dalam daftar distribusi frekuensi
adalah
sedangkan simpangan baku adalah
, dimana frekuensi kelas ke i
dan
titik tengah kelas ke
i
Koefisien Keragaman
Koefisien Keragaman (V) =
Koefisien Keragaman dinyatakan dalam
prosen:
V =
Angka Baku
Misalkan suatu nilai datum x dari
kumpulan data mempunyai rataan hitung
dan simpangan baku s, maka angka dari nilai x diberikan
oleh
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau berkunjung ke blog dfajarbacktonature,silahkan bagi sahabat blog yang kurang puas dengan postingan, sahabat blog bisa meninggalkan komentar.Untuk sahabat blog yang baik pasti meninggalkan komentar.
Terima kasih.... Happy Blogging :)